sejarah dan manfaat huruf braille


  • Penulis : Nia
  • November 13, 2009 at 11:45
Tuhan menciptakan kekurangan pada diri manusia, tetapi Tuhan memberikan kelebihan kepada manusia. Sebaik-baik manusia adalah yang memanfaatkan kelebihannya untuk kemaslahatan sesamanya. Ketidaksempurnaan raga bukan penghalang untuk membuat hidup orang lain lebih sempurna dan bahagia.
Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang paling sempurna. Kesempurnaan bentuk itu merupakan anugerah sekaligus perintah agar memanfaatkan kesempurnaannya untuk menjadi khalifah di muka bumi. Salah satu tanda anugerah itu ialah kesempurnaan panca indera. Mata merupakan karunia sebagai penyempurna panca indera manusia. Mata dibaratkan jendela jiwa karena dapat melukiskan perasaan hati seseorang, bahkan bisa mendeteksi kebohongan atau kejujuran seseorang.

Namun, tidak semua orang memiliki kesempurnaan panca indera. Banyak orang yang tidak bisa melihat karena pembawaan atau karena penyakit tertentu. Kebutaan, secara fisik memang sebuah keterbatasan atau kekurangan, tetapi di sisi lain bisa memiliki kelebihan yang berarti. Intuisi dan kepekaan orang yang tidak bisa melihat biasanya lebih tajam daripada orang yang sempurna panca inderanya.
Buta mata tidak berarti buta hati. Mungkin kalimat itu juga pantas untuk menggambarkan sosok yang sangat peduli terhadap nasib dan kehidupan sesamanya, Louis Braille. Keterbatasan penglihatan tidak membuatnya berpikir terbatas, justru mampu membuatnya berkarya, menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi para tunanetra.
Dalam buku Tell Me When – Science and Technology, Louis Braille menciptakan Sistem Braille pada tahun 1829. Sistem ini dikembangkannya untuk memungkinkan para tunanetra sepertinya bisa membaca dan menulis. Sebelumnya, pada tahun 1517, sebuah sistem membaca untuk para tunanetra diciptakan. Huruf Alfabet diukir pada balok kayu agar tunanetra dapat membaca. Sistem ini memang sangat membantu perkembangan membaca para tunanetra di masa itu, tetapi ada kekurangannya yaitu para tunanetra tidak dapat membayangkan bentuk huruf ketika mereka ingin menulis.
Dengan adanya kekurangan ini, Braille mencoba menciptakan sistem yang lebih lengkap. Sistem Braille yang ia ciptakan terdiri dari sejumlah titik. Setiap huruf Alfabet diwakili oleh gabungan titik. Gabungan titik ini ditekankan pada kertas hingga menimbulkan tonjolan. Para tunanetra cukup menggerakkan jarinya pada tonjolan tersebut untuk mengenali setiap huruf dan menyusun kata-kata. Ujung jari sangat sensitif terhadap tekstur, sehingga bentuk  huruf Braille dapat dirasakan para tunanetra. Sebuah proses, sistem dan analisa  yang sederhana pada awalnya, tetapi mampu mengubah perspektif dan persepsi dunia terhadap eksistensi dan kapabilitas tunanetra.
Hingga saat ini, karya Braille ini masih digunakan karena terbukti mampu meningkatkan kemampuan baca-tulis tunanetra. Namun, dalam perkembangannya, huruf Alfabet yang dirancang dalam sistem Braille mengalami perkembangan dari segi pembuatan dan penggunaannya. Banyak huruf Braille diciptakan dari bahan yang tidak mudah lapuk dan tahan lama. Belakangan, bagi para tunanetra juga disediakan Braille dalam huruf-huruf Hijaiyah (Huruf-huruf Arab). Tentu saja tujuannya agar selain mampu mengucapkan surat-surat yang

Sejarah


Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah teknologi, bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja, yaitu hanya pada saat si pengirim menyampaikan informasi melalui ucapannya itu saja. Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang berada di tangan si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu jangkauan suara juga terbatas. Untuk jarak tertentu, meskipun masih terdengar, informasi yang disampaikan lewat bahasa suara akan terdegradasi bahkan hilang sama sekali.
Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama. Beberapa gambar peninggalan zaman purba masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.
Ditemukannya alfabet dan angka arabik memudahkan cara penyampaian informasi yang lebih efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan informasi itu.
Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi. Teknologi elektronik seperti radio, televisi, komputer mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.

selamat datang

Assalamualaiku wr.wb
kami membuat blog ini, dengan tujuan memenuhi nilai komputer. kalo ga disuruh buat sama bu guru, kita ga akan ngerti gimana caranya bikin blog. hargailah usaha kami, jujur saja, kami membuat blog ini berhari-hari hingga depresi (berlebihan) oke, blog ini akan kami isi mengenai teknologi informasi atau yang biasa kita sebut sebagai IT. berisi informasi-informasi yang terbaru tentang IT, mulai dari komputer, internet, hingga gadget-gadget lainnya.
oke, selamat membaca blog kami. semoga berguna bagi nusa,bangsa, dan dunia. aamin
Wassalamualaikum wr.wb

kami;
ghina qonita
asmarani shabrina
niken woro indriastuti
nadia emira khairunnisa
XI IPA 2