Berbagai Cerita Konyol Sejak Komputer Awal Tercipta


Jim Cartlon, seorang wartawan Wall Street Journal, baru-baru ini mengumpulkan keluhan-keluhan dari para konsumen komputer Amerika. Dan ternyata keluhan mereka jauh lebih konyol daripada yang kita kira.



Berikut petikan keluhan-keluhan konsumen yang super konyol itu :

1. Compaq pernah mempertimbangkan untuk mengubah perintah "
Press ANY Key" menjadi "Press ENTER Key" dikarenakan banyaknya telepon yang menanyakan letak tombol ANY di keyboard.

2. AST Technical Support menerima laporan konsumen karena kesulitan menggunakan mouse. Saat Techinal Support berkunjung, mereka menemukan mouse tersebut tidak bisa digunakan, karena masih terbungkus rapi di dalam plastiknya. Penggunanya (seorang wanita) takut dengan mouse (tikus) sehingga tidak berani mengeluarkannya dari dalam plastik. Takut diserang mouse komputer.

3. Di tahun 1980-an, ketika disket masih berukuran besar, Teknisi Compaq pernah menerima keluhan seorang konsumen yang disketnya tidak terbaca oleh drive-disk komputer. Setelah diselidiki, ternyata konsumen itu sebelumnya memasukkan disket ke dalam mesin tik dan mengetikkan label yang tertempel di disket itu.

4. Sebuah keluhan lain dari konsumen AST yang mengatakan disket mereka terkena virus yang sulit dibersihkan. Petugas AST meminta orang itu mengirimkan kopi disket yang terinfeksi itu untuk dipelajari. Beberapa hari kemudian, petugas AST menerima foto kopi disket dari konsumen tersebut.

5. Seorang konsumen DELL mengeluhkan kalau dia tidak dapat mengirimkan fax via komputer. Setelah diarahkan selama 40 menit lewat telepon, petugas DELL menemukan kalau konsumen itu mencoba mengefax via komputer dengan cara memegang kertas yang akan di fax di depan monitor, sambil menekan tombol SEND di layar.

6. Seorang konsumen DELL lain mengeluh karena keyboard yang digunakannya sudah tidak bisa berfungsi sejak dibersihkan. Ketika ditanya caranya membersihkan keyboard, dia menjelaskan, Saya mencuci dan menggosok semua bagian keyboard dengan sabun, dan membilasnya dengan air, lalu menjemurnya.

7. Seorang konsumen DELL marah besar karena tidak bisa menyalakan komputer yang baru dibelinya. Semua sudah terpasang dengan baik. Tapi setiap kali saya tekan pedal kaki, tidak terjadi apa-apa. Setelah diselidiki ternyata pedal kaki yang dimaksud orang itu adalah  mouse.

8. Seorang lagi konsumen DELL marah besar karena komputer barunya tidak nyala. Dia menjelaskan semua sudah terpasang dengan benar, dan ketika dia menunggu selama 20 menit, tidak terjadi apa-apa pada komputernya. Ketika teknisi DELL menanyakan apakah power switch sudah dinyalakan, dia balik bertanya, Power switch apa?

9. Berikut adalah tanya-jawab antara petugas Novell NetWire dengan seorang konsumen :
Penelepon :  Hallo, dengan Tech SupportNovell :  Ya, bisa dibantu
Penelepon : Tatakan cangkir di PC saya patah. Apa mungkin saya bisa menggantinyaNovell :  Tatakan cangkir Apakah itu hadiah saat Anda membeli komputer
Penelepon : Tidak. Tatakan cangkir ini sudah ada di komputer saya. Dan ketika saya meletakkan gelas saya di atasnya, tatakan itu patah. Yang saya ketahui, di bagian depan tatakan itu ada tulisan CD-ROM, 16X.

Saat itu juga, petugas Novell langsung mematikan telepon dan tertawa terbahak-bahak.

Sumber :
www.taukahkamu.com


Dolly Domba Hasil Kloning Lahir Kembali

Dolly--Wikipedia/rj
LONDON--MICOM: Anda masih ingat domba bernama Dolly? Dolly adalah domba hasil kloning yang pertama kali dilakukan 14 tahun lalu. Kini, Dolly kembali terlahir. Tak hanya satu, namun kini jumlahnya menjadi empat ekor.

Ilmuwan Inggris baru-baru ini kembali sukses melakukan kloning dengan menggunakan salinan genetik yang dulu digunakan untuk menghasilkan Dolly generasi pertama. Salinan genetik itu diambil sekitar tujuh tahun lalu.

Sebagai mamalia pertama yang dikloning dari sel dewasa, Dolly menjadi berita besar di seluruh dunia ketika dilahirkan di Institut Roslin dekat Edinburgh pada 1996. Kloning itu dinilai sebagai langkah awal bagi perubahan besar yang kelak bisa terjadi pada makhluk hidup, kendati masih diselimuti banyak kontroversi.

Kloning pertama kali itu masih menyisakan banyak kekurangan karena risikonya yang tinggi, seperti kematian dini dan serangan terhadap berbagai jenis penyakit pada hewan hasil kloning. Dolly kemudian hanya bertahan hidup sampai usia enam tahun karena terserang penyakit paru-paru akut dan arthritis.

Percobaan kloning Dolly generasi kedua ini dilakukan untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Nama Dolly diambil dari nama penyanyi country, Dolly Parton. Dolly diciptakan dari sel yang diambil dari kelenjar susu. Sisa dari sampel jaringan telah dibekukan, hingga kemudian dicairkan kembali untuk mengkloning keempat Dolly yang baru.

Secara genetis, Dolly generasi pertama dan kedua sama persis. Profesor Keith Campbell yang menjaga keempat Dolly itu di Universitas Nottingham mengatakan, ''Keempat Dolly masih hidup dan sehat. Ini merupakan genetik Dolly.''

Kloning Dolly dekade lalu dilakukan melalui proses yang panjang dan berliku. Secara keseluruhan, 277 sel telur digunakan dan hanya satu domba Dolly yang selamat. Namun, kini hanya lima embrio yang diperlukan untuk memproduksi tiap-tiap Dolly generasi kedua.

Menurut Profesor Campbell, kesehatan Dolly sedang diawasi dengan ketat. ''Mereka tidak memiliki masalah kesehatan. Mereka juga tidak memperlihatkan tanda-tanda penyakit arthritis sebagaimana dulu dimiliki Dolly,'' katanya.

Rencananya, hasil pengembangan kloning ini akan diterbitkan oleh Profesor Campbell secara lengkap di sebuah jurnal ilmiah. Ilmuwan telah memperbaiki metode dan teknologi kloning ini untuk memperkecil risikonya, sehingga kloning bisa dilahirkan dengan sehat. Meskipun, metode yang digunakan diakuinya masih belum sempurna. (Metrotvnews/OL-9)

Bookmark and Share

sinyal Wi-Fi bisa mematikan pohon

Sinyal WiFi bisa Mematikan Pohon

Penggunaan Wifi---ANTARA/Yusran Uccang/ip
JAKARTA--MICOM: Radiasi jaringan wireless fidelity (WiFi) yang memungkinkan kita berkomunikasi secara online menjadi musuh baru bagi pohon-pohon.

Sebuah penelitian di Belanda menunjukkan pohon yang ditanam berdekatan dengan router nirkabel mengalami kerusakan di kulit kayu dan sebagian dedaunan mati. Hal ini menimbulkan kekhawatiran apabila radiasi WiFi berpengaruh pada tubuh manusia.

Kota Alpen aan den Rijn di sebelah Barat meminta penelitian ini lima tahun lalu setelah para pejabat menemukan kelainan yang tidak bisa dijelaskan pada pohon-pohon di sekitar mereka.

Para peneliti mengambil sampel 20 abu pohon, ternyata mereka terkena berbagai macam radiasi selama tiga bulan. Pohon-pohon itu terkena enam sumber radiasi berfrekuensi antara 2412-2472 MHz dan berdaya 100 mW yang berjarak 20 inci.

Selain itu pohon-pohon yang ditempatkan terdekat dengan radio WiFi menyebabkan lapisan epidermis daun rusak bahkan bisa memperlambat pertumbuhan tongkol jagung.

Sekitar 70% dari semua pohon di perkotaan menunjukkan gejala yang sama. Padahal lima tahun lalu hanya sebesar 10%. Tapi pepohonan di kawasan hutan padat tidak terpengaruh.

Namun peneliti dari Universitas Wageningen belum mengkonfirmasi hasil penelitian dan survei mereka, karena dibutuhkan studi lebih lanjut apakah sinyal WiFi disalahkan atas kondisi pohon-pohon di perkotaan.

Ilmuwan lain menyatakan keraguan dari hasil studi. "Karya ini belum diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Sehingga kami tidak memiliki rincian penelitian," kata Dr. Michael Clark dari Health Protection Agency.

"Namun kami mencatat tahun lalu ada klaim di media berita dan sebuah situs bahwa sinya WiFi dan sinyal ponsel berpengaruh pada koloni lebah".

"Hal-hal seperti ini telah ada sejak lama. Tidak ada yang baru tentang emisi WiFi. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya,"kata Marvin Ziskin seorang profesor radiologi dan fisika medis di Temple University, Amerika Serikat.

Studi ini akan menjadi subyek sebuah konferensi di Belanda pada Februari tahun depan. (dailymail/OL-9)

ingin coba tinggal di dalam telur raksasa?

Ingin Coba Tinggal di Telur Raksasa Beijing Times--rj
PERNAH membayangkan untuk tinggal di dalam telur raksasa?

Dai Haifei, 24, seorang arsitek yang baru lulus ini memutuskan membuat hunian sendiri berbentuk telur setelah tak mampu lagi membayar sewa apartemen di Beijing.

Desain rumah telur ini memiliki tinggi dua meter. Dinding luarnya terbuat dari tas karung. Terdapat dua roda di bawahnya sehingga bisa berpindah-pindah dengan mudah.

Di bagian dalam telur raksasa ini terdapat bambu yang memisahkan kayu dan biji-bijian rumput. "Benih ini nanti akan tumbuh alami di lingkungannya," jelas Dai.

Dai terinspirasi membangun rumah senilai US$964 (Rp8,7 juta) ini setelah menghadiri Shanghai Biennale Exhibition 2010.

Ketika itu ia tertarik pada sebuah proyek arsitektur novel disebut "Kota Telur".

"Saya terkesan pada gagasan hijau bangunan rumah. Apalagi di kota seperti Beijing harga sewa hunian untuk selevel saya menjadi beban besar," kata Dai.

Hunian unik ini jaraknya hanya beberapa langkah dari kantor Dai dimana ia akan menghabiskan waktu sampai tengah malam sebelum tidur di dalam 'telurnya'.

"Hanya ada satu tempat tidur, sebuah tangki air dan lampu di dalamnya," terang Dai.

Meskipun sederhana, Dai merasa nyaman tinggal di dalamnya, walau terkadang udara dingin menusuk. "Yang penting bagi saya adalah bisa menghemat uang," ungkapnya kepada wartawan. (Xinhua/OL-9)